Tragedi #1: Pemisahku Dengannya


Ada yang lebih menyayat dari sunyi. Ada yang lebih menikam dari dingin. Ada yang lebih berat, lebih sesak dibandingkan isak tangis. Ada, hal itu nyata. Padahal yang nyata dan juga ada … itu biasanya pahit di lidah. Iya, lidah. Indra perasa kehidupan yang selalu dikecoh oleh manis palsu Sang Takdir. Terkecoh kamuflase yang bahkan tak bervariasi.

Hari ini, lidah itu–yang dengan baik hati takdir karuniakan padaku–dikecoh takdir.

“Ray?” panggilnya, kudengar dalam perih. Aku semakin rapat dalam sembunyi. Derap langkahnya menghujam jantung. Aku takut. Sakit ini bisa merusak segalanya, bahkan menjebol pertahanan yang ada.

“Ray?” terdengar semakin keras, semakin panik.

Namun sekarang, suaranya adalah bisik terlarang. Tak bisa kudekati. Tak bisa kuhampiri pemilik merdu itu, tak bisa lagi!

“RAY?!” jeritnya tersiksa.

Ya Tuhan! Aku pun tersiksa! Sakit ini … sakit ini melilit perutku! Sakit ini memeras peluhku! Sedang dengan jemarinya yang dingin, ia tanpa ampun mengusir panasnya. Sehingga aku berkeringat dingin, kesakitan, sesak napas! Ya Tuhan, ini sakit sekali!

“RAY?!”

Dia … menemukanku.

Seketika semua sakit meregangkan ototku, syaraf-syaraf tubuhku mengerang. Ya Tuhan, jangan sekarang! Aku mencintainya!

Kulihat siluetnya menghampiri. Namun kakiku diselimuti dingin. Pun gigiku beradu, gemertak tak karuan. Ngilu bercampur pilu. Pilu … yang akan membunuhku.

“Ray…” ucapnya lemah.

Busuk! Bau busukku tercium olehnya!

Dan seketika itu pertahananku jebol, runtuh sudah semua. Hawa panas menyapa dingin yang merayapi kaki. Kurasakan tatapannya. Jijik.

Ya Tuhan! Bagaimana bisa Kau izinkan aku berak di celana? Lebih parah lagi, kenapa Kau biarkan dia melihatnya? Ya Tuhan, aku mencintainya. Dan dia … dia hanya akan mengingat ini semua. Bau ini, warna ini adalah hal yang nyata ada. Yang memisahkanku dengannya.

—- SELESAI —

A/N

Hehehe, karya ini awalnya dibuat untuk duel dalam sebuah forum kepenulisan. Namun setelah kupikir lagi sayang juga kalau cuma disimpan di draft setelah selesai duel, ehehe. Apakah humor yang kutulis sampai? Semoga suka, ya! 🙂

Nantinya, drabble ori-fict yang aku buat akan kuberi tagar yang sama. Soalnya bingung juga mau kasih judul apa. Seperti biasa, aku akan sangat senang bila mendapat masukan mengenai cerita ini.

Terima kasih! ^^

2 thoughts on “Tragedi #1: Pemisahku Dengannya”

  1. lucu banget, langsung like XD
    Ray.. pada akhirnya menjebolkan semua pertahanan yang ada.
    Ps: the new follower is here

    1. Ahaha, makasih udah ketawa. XD
      Iya, susah juga “mempertahankan” hal seperti itu jika Ray sembelit (Aku kok jadi berkhayal soal ini).

      Salam kenal, ya! Makasih sudah baca dan meninggalkan jejak di sini. Ihihiu. :))

Leave a comment