Baiknya kita permasalahkan saja sekalian; nyala api tinggal asap saat kita makin basah kehujanan. Umpatanmu masih gemericik ragu,
aku nyaris terbakar, enggan berteriak.
Mengapa tidak berakhir saja?
Angin semakin kencang, hujan tajam, dan kita tersisa bentuk.
Sudah luntur semua; tinta, label, cetakan kemasan. Mimpi tak ada lagi untuk memerangkap warna.
Aku ini usang dan sangat kelelahan.
Kau jangan membual soal harapan
cuma karat, yang bersinar pada tubuh kaleng susu tua.