#48


Baiknya kita permasalahkan saja sekalian; nyala api tinggal asap saat kita makin basah kehujanan. Umpatanmu masih gemericik ragu,
aku nyaris terbakar, enggan berteriak.

Mengapa tidak berakhir saja?
Angin semakin kencang, hujan tajam, dan kita tersisa bentuk.
Sudah luntur semua; tinta, label, cetakan kemasan. Mimpi tak ada lagi untuk memerangkap warna.

Aku ini usang dan sangat kelelahan.
Kau jangan membual soal harapan
cuma karat, yang bersinar pada tubuh kaleng susu tua.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s